Kamis, 21 Mei 2020

Cerita2 Lucu

Jawaban Kocak Ujian Anak SD.

Rabu, 18 Desember 2019 13:47  

Hari Kiamat Pasti...

Sebagian besar ujian pasti ada soal pilihan ganda. Baik itu di ranah Sekolah Dasar (SD) ataupun jenjang pendidikan tinggi lainnya. Seperti pada salah satu sekolah dasar yang satu ini. Sayang, jawaban sang murid justru mampu membuat siapa saja tertawa.
 
jawaban kocak ujian anak sd
YouTube @Alingga Putra 2019 Merdeka.com
 
"Hari kiamat pasti...," tanya pada soal itu.
"c. Seru," jawab sang murid yang sukses bikin ngakak.

Bayak Pacar

Biasanya, soal jenis ini yang paling favorit bagi sebagian besar pelajar. Banyaknya pilihan jawaban, sangat memudahkan mereka dalam menjawab. Salah satu contohnya yaitu seperti berikut ini.

jawaban kocak ujian anak sd
YouTube @Alingga Putra 2019 Merdeka.com
 
"Daya tahan tubuh dapat terjaga secara optimal apabila...," tulis pada soal ujian itu.

Namun, sang murid justru menjawab pertanyaan dengan jawabannya sendiri.

"e. Banyak pacar," jawab si murid tak habis pikir. 

Bikin Ngakak

Semakin bertambah usia, jenjang pendidikan juga semakin meningkat. Pelajaran juga semakin bervariasi, mulai dari fisika, kimia hingga ilmu komputer. Mau tidak mau, mereka harus mempelajari semuanya secara serius. Namun, jika otak sudah lelah maka jawaban yang dituliskan akan seperti berikut ini.

jawaban kocak ujian anak sd
YouTube @Alingga Putra 2019 Merdeka.com
 
"RAM adalah R,A dan M. ROM adalah R,O dan M. Perbedaan di hurufnya," jawab si murid yang tak diketahui namanya.

Soal Bahasa Inggris

Bahasa Inggris juga sudah mulai dipelajari bahkan sejak Sekolah Dasar. Tak terlalu berat, saat itu para pelajar akan dikenalkan dengan beberapa kosa kata yang umum digunakan termasuk angka.

jawaban kocak ujian anak sd
YouTube @Alingga Putra 2019 Merdeka.com
 
"10: ten. 100: teen. 1000: teeen. 10000: teeeen. 100000: teeeeen," jawab si murid. Ada-ada saja ya mereka. 
 

Bisikan Tetangga?

Pelajaran agama juga sudah diterapkan sejak anak masuk bangku sekolah dasar. Tentu saja, hal itu akan disesuaikan dengan kapasitas otak si kecil. Alih-alih menjawab dengan benar, murid ini justru memberikan jawaban yang sukses bikin tertawa ngakak.

jawaban kocak ujian anak sd
YouTube @Alingga Putra 2019 Merdeka.com
 
"Dalam surah An-Nas yang suka membisikkan kejahatan adalah...," tulis pada soal ujian.

"a. Tetangga," jawaban kocak si kecil.
 

Rajin Mandi

Tak hanya pilihan ganda, biasanya soal ujian juga memberikan pertanyaan esai. Untuk menjawabnya, para pelajar harus memiliki jawabannya sendiri. Salah satu contohnya seperti terlihat berikut ini.

jawaban kocak ujian anak sd
YouTube @Alingga Putra 2019 Merdeka.com
 
"Agar pandai bernyanyi harus rajin...," tulis dalam soal esai.

Namun, inilah jawaban kocak sang murid 'mandi'. 
  
  

 

Jumat, 05 Desember 2014

The Little Match Girl


The Little Match Girl
(Gadis Penjual Korek Api)

Pengarang: Hans Christian Andersen

Hari itu amat sangat dingin, salju turun, dan hampir cukup gelap, dan malam - malam terakhir tahun ini. Dalam suasana dingin dan gelap ini, seorang gadis kecil yang malang sedang melangkah di sepanjang jalan, tanpa penutup kepala, dan dengan kaki telanjang. Ketika ia meninggalkan rumah ia masih mengenakan sandal, itu benar, tapi apa bagusnya itu? Itu adalah sepasang sandal yang sangat besar, milik ibunya dan sudah terlihat usang, sandal itu sangat besar, dan gadis kecil yang malang itu telah kehilangannya saat dia berusaha keras menyeberang jalan, karena ada dua kereta kuda yang meluncur dengan sangat cepat.

Satu sandal itu tidak bisa ditemukan, yang satunya lagi telah dibiarkan lepas untuk diambil oleh seekor landak, maka berlarilah landak itu dengan sandalnya, dia pikir sandal itu bisa menjadi tempat buaian yang sangat bagus sekali saat dia sudah memutuskan untuk mempunyai anak sendiri. Jadi gadis kecil itu berjalan dengan kaki mungilnya yang telanjang, yang telah terlihat cukup merah dan biru karena kedinginan. Dia membawa banyak sekali korek api yang dibungkus dengan celemek tuanya, dan dia memegang seikat di tangannya. Selama hidupnya tidak ada orang yang mau membeli satupun korek api darinya; tidak ada orang yang mau memberinya bahkan satu sen sekalipun.


Dia melangkah dengan gemetaran karena kedinginan dan kelaparan - suatu gambaran yang amat sangat menyedihkan, gadis kecil yang malang!

Serpihan-serpihan salju menutupi rambutnya yang cukup panjang, yang berderai mengikal dengan indahnya di sekitar lehernya, tetapi tentu saja, dia tidak pernah berpikir tentang itu sebelumnya dan baru sekaranglah dia menyadarinya. Dari semua jendela, lilin-lilin berkilauan, dan tercium aroma angsa panggang yang sangat lezat, agar kalian tahu saja, malam itu adalah Malam Tahun Baru, ya, barulah dia terpikir tentang itu.

Di sebuah sudut yang terbentuk oleh dua rumah, yang mana satu rumah terletak lebih maju dari yang satunya, dia duduk dan langsung meringkuk. Kaki kecilnya ia tarik agar dapat dekat padanya, tapi dia merasa semakin kedinginan dan kedinginan, dan dia tidak berani untuk pulang ke rumah, karena dia belum berhasil menjual satupun korek api dan tidak bisa membawa uang: dia pasti akan dipukuli oleh ayahnya, lagipula di rumah juga dingin, di atas rumahnya hanya ada atap dimana angin dapat berhembus masuk, walaupun celah terbesar di atapnya ditutup dengan jerami dan kain.

Tangan kecilnya hampir mati rasa karena dingin. Oh! Satu batang korek api mungkin dapat memberikannya sejuta kenyamanan, jika saja dia berani mengambil satu korek api dari bundelannya, menggosoknya ke dinding, dan menghangatkan jari-jarinya dengan itu. Dia menarik satu korek api. "Rischt!" berkobarlah apinya, sangat menyala! Itu adalah api yang hangat dan cerah, seperti lilin, sambil mendekatkan tangannya di atasnya: itu adalah cahaya yang indah. Apinya terasa sangat nyata bagi sang gadis kecil seolah-olah dia sedang duduk di depan tungku besi yang besar, dengan kaki yang terbuat dari kuningan mengkilap dan hiasan kuningan di atasnya. Api itu membakar dengan penuh berkah; terasa begitu hangat dan menyenangkan. Gadis kecil itu telah mengulurkan kedua kakinya untuk menghangatkannya juga, tetapi - api kecil itu padam, tungkunya lenyap: hanya ada sisa korek api yang telah terbakar habis di tangannya.

Dia mengusap satu korek lagi di dinding: korek itu menyala dengan terang, dan di mana cahaya itu dekat ke dinding, di sanalah dindingnya menjadi transparan seperti kerudung, sehingga ia bisa melihat ke dalam ruangan. Di atas meja itu terhampar taplak meja yang seputih salju, di atasnya terdapat hiasan porselen yang indah, dan angsa panggang yang mengepul dengan isian apel dan plum kering. Dan hal yang lebih bagus untuk dilihat adalah angsa panggang itu jatuh dari piring, terhuyung-huyung di sekitar lantai dengan pisau dan garpu masih menancap di dadanya, sampai itu berguling ke dekat gadis kecil yang malang, ketika korek apinya padam dan tidak ada lagi yang tersisa kecuali dinding yang tebal, dingin, dan lembab. Dia menyalakan korek yang lain. Sekarang dia sedang duduk di bawah pohon Natal yang paling indah: pohon itu masih lebih besar, dan lebih terhias daripada pohon yang dia lihat melalui pintu kaca di rumah pedagang kaya itu.

Ribuan cahaya menyala di cabang-cabang pohon yang hijau itu, dan gambar-gambar berwarna yang terlihat menyenangkan, seperti yang telah dia lihat di jendela-jendela toko, memandang rendah padanya. Gadis kecil itu mengulurkan tangannya ke arah pohon itu ketika korek apinya padam. Cahaya dari pohon Natal naik lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, dia sekarang melihatnya seolah-olah seperti bintang di surga, satu per satu jatuh ke bawah dan membentuk jejak api yang panjang.

"Seseorang baru saja meninggal!" teriak gadis kecil itu, karena neneknya, satu-satunya orang yang mencintainya, dan sekarang sudah tidak ada lagi, telah mengatakan kepadanya bahwa ketika sebuah bintang jatuh, sebuah jiwa akan naik untuk menghadap Tuhan.

Dia menggosok korek yang lain ke dinding: sekali lagi itu bercahaya, dan dari kilauannya berdirilah neneknya, begitu cerah dan bercahaya, sangat berkilau, dan dengan perasaan penuh cinta.

"Nenek!" teriak gadis kecil itu. "Oh, bawa aku pergi bersamamu selama korek apinya masih menyala! Kau akan lenyap seperti kompor yang hangat, seperti angsa panggang yang lezat, dan seperti pohon Natal yang megah!" Dan dia segera mengusap seluruh korek apinya dengan cepat ke dinding, karena dia ingin memastikan untuk menjaga neneknya agar tetap di dekatnya. Dan korek-korek api itu memberikannya cahaya yang sangat cemerlang yang bahkan lebih terang daripada cahaya di siang hari: tidak pernah sebelumnya nenek itu terlihat begitu cantik dan tinggi. Dia mengambil gadis kecil itu di lengannya, dan keduanya terbang dalam kecerahan dan sukacita yang begitu tinggi, sangat tinggi, dan kemudian di atas mereka tidak merasa kedinginan, atau kelaparan, ataupun kecemasan - mereka sekarang sudah bersama Tuhan.

Tapi di sudut, pada saat fajar yang dingin, duduklah gadis yang malang, dengan pipi kemerahan dan dengan bibir yang tersenyum, bersandar di dinding - membeku sampai mati pada malam terakhir di tahun yang lama. Terbujur kaku bersama dengan korek apinya, yang mana satu bundelan telah dibakar. "Dia ingin menghangatkan diri," kata orang-orang. Tidak ada yang memiliki kecurigaan sedikit pun mengenai hal indah apa yang telah dilihatnya, tak seorang pun pernah bermimpi tentang kemegahan di dalamnya, dimana dengan neneknya dia telah memasuki sukacita tahun baru.
__._,_.___

Selasa, 11 Maret 2014

Tua Tua Keladi


Sebenarnya gue mau cerita tentang kisah dari istri gue yang lagi cek kehamilan di salah satu rumah sakit besar di Jakarta. Dia datang pagi-pagi sekali supaya bisa mendapatkan nomor antrian pertama. Ternyata di sana sudah ada yang antri lebih dulu, jumlahnya sudah ratusan orang.. 

Duh, koq bisa sebanyak itu? Mereka datang dari jam berapa sih?? Rupanya mereka datang dari Subuh.. !!!! Ya ampunnnnn??? Pagi sekali?? apa mungkin ada yang menginap di loket ya?? Seandainya Rumah Sakit sekarang daftarnya pake internet, dan seandainya semua orang udah ga gaptek soal internet, pastinya ga akan sepagi itu mereka harus datang untuk antri.

Gue sempat nyeletuk, koq disini ga ada ibu hamil yang antri ya?? hanya kamu aja !! 
Semuanya orang tua..
Istri gue bilang, nanti di kebidanan pasti banyak..

Gue hanya bisa senyum melihat mereka. Rata-rata mereka pergi dengan istri atau suami mereka. Duh romantisnya… sampe mereka menginjak umur kepala enam, mereka masih bisa dipersatukan bersama-sama.

Hari makin siang, sendangkan istri gue belum dipanggil-panggil juga. Padahal dia sedang berpuasa, karena hari ini adalah cek darah. Dan bagi yang ingin cek darah, maka diwajibkan berpuasa dari malam harinya. Tidak boleh minum sedikitpun.. Duh kasihan juga lihat mereka. Istriku masih muda, tapi kehamilannya sudah tua.. masih bisa bertahan sedikit.. Tapi bagaimana dengan mereka yang sudah jompo.

“Ibu, tadi saya minum sedikit.. Dikiiiiittt… aja koq” ujar seorang kakek.

“Loh koq bapak minum sih?? kan ga boleh !!!” Sahut istrinya yang duduk disampingnya.

“Ga apa-apa, haussss!”. kata bapak tua itu.

“Kakek, nanti kalo ketahuan sama susternya, nanti disuruh puasa lagi loh besok !! kan ga boleh minum sebelum periksa !”. Kata seorang ibu yang ada di dekat mereka.

“Yah, jangan dikasih tau dong..!!” Kata kakek itu.

Lagi-lagi gue tersenyum melihat kelakuan mereka.

Dari kejauhan, ada seorang nenek-nenek, yang kira-kira umurnya sudah 60 tahun. Dia terlihat buru-buru masuk ke kamar kecil.

“Buuuuu, tolong tutup lagi pintunya..!!!” Teriak seorang kakek yang sedang buang air kecil di dalam toilet.
“Upppssss, maaf… saya salah masuk !!!” teriak nenek itu, sambil menutup sebagian matanya..
“Ga apa-apa koq bu, HALAL !!!” teriak kakek itu..

Gue ga bisa menahan ketawa melihat kejadian itu, gue tertawa bersama istri gue…
Saking tertawa terus, gue jadi kebelet kencing.. Gue langsung aja ke WC. Ternyata didalam sudah ada kakek-kakek tua yang sedang menampung air urine (kencing) di dalam sebuah botol tes urine.

Kakek itu setelah selesai kencing, menghampiri istrinya yang sedang menunggu di luar toilet. 
“Bu, koq botolnya masih kosong ya??” Tanya kakek ke nenek.
“Ya ampun ternyata tutup botolnya tidak dibuka !! Ya udah, sana kencing lagi ! 
Jangan lupa dibuka tutupnya !” Jawab nenek.

Kakek itu kencing lagi, dan tidak lama keluar toilet sambil membawa botol yang berisi sedikit urine.
“Nek, ini botolnya.. Ternyata botolnya bocor nek.. cuma sedikit dapetnya..”
Gue yang tau cerita ini langsung tertawa… Dasar tua-tua keladi… !!!