
Dokter Martin sudah sangat letih, untung saja bu Nilam dan bayinya bisa selamat. Perdarahan seakan telah mengajaknya berlomba waktu dengan Sang malaikat.
Pagi ini sambil menikmati segelas kopi, ia membereskan berkas - berkas rekam medis bu Nilam.
"Selamat pagi dokter, ada resep obat yang habis tadi malam, mau minta resepnya untuk ibu Nilam" kata suster Reni.
Diambilnya kertas resep itu dan menulis beberapa nama obat yang diminta suster Reni.
Di ruang perawatan Reni tidak menjumpai satupun keluarga bu Nilam.
Hanya ada Kiki anak bu Nilam.
"Ayahmu dimana Kiki?" tanya suster Reni
" Masih jualan buah di pasar, sore ayah baru bisa datang" jawab Kiki.
"Ini ada resep nanti ayahmu suruh beli ya dik" kata suster Reni.
Kiki mengenggam kertas resep itu. Diliriknya ibu yang terbaring di tempat tidur. Ibu sangat letih setelah berjuang melahirkan adiknya.
Dalam hati Kiki berpikir seandainya saja ia bisa membantu ayah mencari uang, pasti ibu segera sembuh dan tidak terlambat menebus obat.
Dikecupnya pipi ibunya. Sambil berbisik.
" Ibu Kiki pulang sebentar ya, mau sekolah"
Kiki melangkahkan kaki ke luar rumah sakit. Setengah berlari ia menuju ke rumah. Sambil menuju rumah ia membayangkan idenya. Aku sudah menyimpan banyak bunga mawar hias buatanku. Hari ini hari kasih sayang. Aku akan jual mawar - mawar itu di pinggir jalan pasti laku.
Dengan keranjang bambu Kiki membawa mawar - mawar itu. Ada lima puluh tangkai mawar, kiki akan menjualnya seribu satu tangkai.
" Mawar - mawar,. Kak beli mawar ya untuk Valentine?" Kiki menawarkan mawar
itu pada setiap pejalan kaki yang berlalu lalang. Sudah terjual 10 tangkai mawar. Lumayan. Ia membayangkan dengan hasil menjual limapuluh tangkai mawar bisa membantu menebus obat ibunya.
Kiki lalu menuju perempatan jalan. Ia berusaha menyeberang. Pada saat yang sama sebuah mobil sedan biru melaju dan hampir saja menabraknya.
Beruntung pengendara sedan itu dengan sigap mengerem. Kiki kaget dan keranjangnya terlempar ke tengah jalan, semua mawar - mawarnya berhamburan. Ia hanya tertegun dan matanya berkaca- kaca memandang mawar - mawarnya.
Akhirnya mawar - mawar itu terlindas sepeda motor yang lewat. Kiki menangis sesenggukan di tepi jalan,menangisi mawar- mawarnya yang hancur berhamburan.
Mobil sedan biru itu merapat ke tepi trotoar, pintunya terbuka.
"Maaf ya nak, relakan saja mawarmu. Hampir saja kamu celaka" kata bapak itu.
Sejenak mereka berpandangan.
" Lho ini Dokter Martin kan? Dokter yang tadi malam merawat ibu saya?" tanya Kiki.
" Iya , saya dokter Martin, kamu putrinya bu Nilam ya, mengapa kamu tidak sekolah? Untuk apa mawar- mawar itu?"
"Saya hari ini bolos dokter, bantu ayah mencari uang. Saya menjual mawar - mawar ini untuk menebus resep obat ibu. Hari ini hari Valentine day, pasti mawar saya laku. Saya ingin ibu segera sembuh dan membawa adikku pulang" Jawab Kiki lirih.
"Sudah , ayo naik ke mobil saya, semua mawarmu yang rusak terlindas kendaraan saya beli. Sekarang mari kita ke apotik untuk menebus resep obat ibumu" kata dokter Martin.
Dadanya sesak, ia sangat terharu dengan cinta Kiki pada ibunya.
Seandainya boleh bertukar tempat ia ingin menjadi Kiki untuk ibunya.
Hati yang penuh bakti dan sayang pada ibunya. Kiki gadis kecil penjual mawar telah mengajarkan arti kasih dan cinta yang sesungguhnya pagi ini.
Dokter Martin menggenggam tangan mungil Kiki, diberinya amplop uang.
"Selamat hari Valentine Kiki, ini hadiah Tuhan untukmu agar bisa menebus resep ibu Nilam. Semoga ibumu segera sembuh ya. Mawar hatimu sudah mengajarkan saya sebuah ketulusan untuk berbagi kasih di hari yang indah ini, terimakasih Kiki"
"Selamat Hari KASIH SAYANG 14 Februari 2012 untuk semua sahabat & Pasutri"
Sumber: NN
Pagi ini sambil menikmati segelas kopi, ia membereskan berkas - berkas rekam medis bu Nilam.
"Selamat pagi dokter, ada resep obat yang habis tadi malam, mau minta resepnya untuk ibu Nilam" kata suster Reni.
Diambilnya kertas resep itu dan menulis beberapa nama obat yang diminta suster Reni.
Di ruang perawatan Reni tidak menjumpai satupun keluarga bu Nilam.
Hanya ada Kiki anak bu Nilam.
"Ayahmu dimana Kiki?" tanya suster Reni
" Masih jualan buah di pasar, sore ayah baru bisa datang" jawab Kiki.
"Ini ada resep nanti ayahmu suruh beli ya dik" kata suster Reni.
Kiki mengenggam kertas resep itu. Diliriknya ibu yang terbaring di tempat tidur. Ibu sangat letih setelah berjuang melahirkan adiknya.
Dalam hati Kiki berpikir seandainya saja ia bisa membantu ayah mencari uang, pasti ibu segera sembuh dan tidak terlambat menebus obat.
Dikecupnya pipi ibunya. Sambil berbisik.
" Ibu Kiki pulang sebentar ya, mau sekolah"
Kiki melangkahkan kaki ke luar rumah sakit. Setengah berlari ia menuju ke rumah. Sambil menuju rumah ia membayangkan idenya. Aku sudah menyimpan banyak bunga mawar hias buatanku. Hari ini hari kasih sayang. Aku akan jual mawar - mawar itu di pinggir jalan pasti laku.
Dengan keranjang bambu Kiki membawa mawar - mawar itu. Ada lima puluh tangkai mawar, kiki akan menjualnya seribu satu tangkai.
" Mawar - mawar,. Kak beli mawar ya untuk Valentine?" Kiki menawarkan mawar
itu pada setiap pejalan kaki yang berlalu lalang. Sudah terjual 10 tangkai mawar. Lumayan. Ia membayangkan dengan hasil menjual limapuluh tangkai mawar bisa membantu menebus obat ibunya.
Kiki lalu menuju perempatan jalan. Ia berusaha menyeberang. Pada saat yang sama sebuah mobil sedan biru melaju dan hampir saja menabraknya.
Beruntung pengendara sedan itu dengan sigap mengerem. Kiki kaget dan keranjangnya terlempar ke tengah jalan, semua mawar - mawarnya berhamburan. Ia hanya tertegun dan matanya berkaca- kaca memandang mawar - mawarnya.
Akhirnya mawar - mawar itu terlindas sepeda motor yang lewat. Kiki menangis sesenggukan di tepi jalan,menangisi mawar- mawarnya yang hancur berhamburan.
Mobil sedan biru itu merapat ke tepi trotoar, pintunya terbuka.
"Maaf ya nak, relakan saja mawarmu. Hampir saja kamu celaka" kata bapak itu.
Sejenak mereka berpandangan.
" Lho ini Dokter Martin kan? Dokter yang tadi malam merawat ibu saya?" tanya Kiki.
" Iya , saya dokter Martin, kamu putrinya bu Nilam ya, mengapa kamu tidak sekolah? Untuk apa mawar- mawar itu?"
"Saya hari ini bolos dokter, bantu ayah mencari uang. Saya menjual mawar - mawar ini untuk menebus resep obat ibu. Hari ini hari Valentine day, pasti mawar saya laku. Saya ingin ibu segera sembuh dan membawa adikku pulang" Jawab Kiki lirih.
"Sudah , ayo naik ke mobil saya, semua mawarmu yang rusak terlindas kendaraan saya beli. Sekarang mari kita ke apotik untuk menebus resep obat ibumu" kata dokter Martin.
Dadanya sesak, ia sangat terharu dengan cinta Kiki pada ibunya.
Seandainya boleh bertukar tempat ia ingin menjadi Kiki untuk ibunya.
Hati yang penuh bakti dan sayang pada ibunya. Kiki gadis kecil penjual mawar telah mengajarkan arti kasih dan cinta yang sesungguhnya pagi ini.
Dokter Martin menggenggam tangan mungil Kiki, diberinya amplop uang.
"Selamat hari Valentine Kiki, ini hadiah Tuhan untukmu agar bisa menebus resep ibu Nilam. Semoga ibumu segera sembuh ya. Mawar hatimu sudah mengajarkan saya sebuah ketulusan untuk berbagi kasih di hari yang indah ini, terimakasih Kiki"
"Selamat Hari KASIH SAYANG 14 Februari 2012 untuk semua sahabat & Pasutri"
Sumber: NN