Minggu, 28 Oktober 2012

ANAK DURHAKA


"KISAH NYATA ANAK DURHAKA DARI SINGAPURA"  

Pasti sudah ada yang membacanya, tapi bagi yang belum semoga kisah ini menjadi pelajaran iman dan moral bagimu.

Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew senior turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.

Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan diri dari dinia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.

Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya. Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen nya yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa sedikitpun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartment yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.

Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab mengapa akhirnya pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang Ayah keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari Ayahnya.

Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Rd. Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!

Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu danmenjawab bukan, mungkin Anda salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.

Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu.

Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew Senior.

PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee mengatakan "Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian" .

Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan demi hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejal saat itu anak menantu itu dilarang masuk ke Apartment ayahnya.

Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu "Larangan kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.

Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall, Restaurant, Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu juga bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya, PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan diresto dsbnya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.

Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.

Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus tetap menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang membersihkan tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan kadang menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit. 

  
 
Yusof bin Ishak Orang Keturunan Indonesia Yang Menjadi Presiden Pertama Singapura
http://en.wikipedia.org/wiki/Yusof_bin_Ishak

------------------------
 

Sabtu, 09 Juni 2012

Om Hans

Om Hans sedang melancong ke Singapore, suatu hari dia lewat ke Little India.

Di ujung jalan dia lihat seorang India yg sedang duduk sambil elus2 Kumisnya yg lumayan panjang. Merasa baru sekali ini dia melihat kumis yg panjang dan terawat, dia tertarik untuk mendekat.

"Sir, this is the first time I ever saw a person with a very long and neat Moustache. May I touch it?"

"Oh sure...sure.." (sambil geleng2 kepala)

Timbul ide untuk membeli satu rambut dari kumis India ini sebagai Suvenir.
"With your permission, may I buy one hair of Your Moustache for a Souvenir?"

"Oh sure..sure Sir. For $5 You can get it."

Ah, murah amat..dia piara tuh kumis aja udah berapa tahun.
Akhirnya Om Hans keluarkan $5 buat si India.

Kemudian sejenak si India berdiri...sambil ngendorin celananya dia masukkan tangan ke dalam Celana dalamnya... Tuuiing... dicabutnya satu bulu dan diberikan ke Om Hans.

Melihat hal ini Om Hans kaget...
"What ? I mean I want to buy one hair from your Moustache! not from down there,,!"

Si India dengan tenang menjawab "Sir, Top is Showroom... below is Store Room.."
 
 

Rabu, 23 Mei 2012

Pierre

Pierre sedang menunggui ibunya yang sakit.

Diluar jendelanya, ia melihat seseorang membawa poster yang mengabarkan bahwa seorang penyanyi hebat akan tampil menyanyi di depan umum malam itu.

“Andai aku bisa pergi..” kata Pierre. Sebab, Pierre sangatlah menyukai musik yang bisa menghibur hatinya.

Tapi tiba² matanya menjadi bersinar, dan ia berkata “Aku akan mencobanya!”

Setelah itu, ia mengendap & mengambil sebuah gulungan kertas & memandang ibunya yang sedang tidur. Ia pun segera berlari ke jalan & menuju apartemen sang penyanyi.

“Siapa yang sedang menungguku?” kata sang penyanyi pada pelayannya.

“Hanya seorang anak kecil lucu yang membawa gulungan kecil. Katanya Nyonya tak akan menyesal jika bertemu dengannya & ia tak akan menyita waktu Nyonya.”

“Baiklah, bawa dia ke sini. Aku tak bisa menolak anak²”. Kata sang penyanyi.

Pierre pun masuk ke apartemen megah tempat sang penyanyi berada dengan rasa takut. Ia pun memberanikan diri untuk berkata padanya.

“Aku datang menemui Nyonya karena ibuku sedang sakit & kami terlalu miskin untuk membeli makanan & obat. Jadi, seandainya Nyonya mau menyanyikan laguku di depan publik, mungkin ada orang yang mau membeli lagu tersebut sehingga aku bisa mendapat uang untuk membeli makanan & obat untuk ibuku”.

Sang penyanyi pun mengambil gulungan Pierre & melihatnya.

“Apakah kau yang mengarang lagu & menulis semua ini? Kau yang masih kecil?” Tanya sang penyanyi denagn kaget.

“Maukah kau datang ke konserku malam ini?”

“Oh, pasti aku ingin sekali, tapi aku tak bisa meninggalkan ibuku sendiri.” Jawab Pierre.

“Jangan khawatir, aku akan mengirim seseorang untuk menjaga ibumu. Ambillah uang ini untuk membeli makanan & obat. Dan ini ada sebuah tiket agar nanti kau bisa duduk di sebelahku.”

Pierre pun merasa senang akan kebaikan sang penyanyi tadi. Ia berjalan dengan gembira di sepanjang jalan, lalu membeli buah²an untuk ibunya. Ia pun menangis terharu & menceritakan kebaikan sang penyanyi pada ibunya.

Saat konser tiba, Pierre duduk di kursinya & merasa kagum dengan gemerlapnya lampu di panggung. Ia merasa tak percaya bahwa seorang penyanyi ternama mau menyanyikan lagunya.

Sang penyanyi pun naik ke panggung, dan mulai menyanyikan lagunya. Lagunya sangat indah, sehingga para penonton menitikkan air mata bahkan sebelum lagu itu selesai.

Pierre pun tertegun & sangat kagum. Ia takut kalau ia harus bangun karena ini hanyalah sebuah mimpi.

Tapi ini semua bukan mimpi. Ini kenyataan.

Di hari berikutnya, sang penyanyi mengunjungi Pierre dan ibunya di rumah. Ia pun membawa sebuah kabar gembira untuk mereka.

“Anak ibu telah memberi ibu keberuntungan. Tadi pagi, seseorang menawar untuk membeli lagu karangan anak ibu sebanyak 300 poundsterling. Dan setelah itu ia mendapat jumlah tertentu untuk penjualan lagu itu, Pierre akan mendapat royalti. Ibu harus bersyukur mempunyai anak seperti Pierre.”

Pierre & ibunya pun terharu, & langsung bersyukur pada Tuhan yang selalu ada & selalu menolong mereka di setiap keadaan, senang maupun susah.

Setelah kejadian itu, tahun-tahun pun berlalu.

Pierre tak pernah melupakan orang yang telah berbuat baik padanya. Ketika sang penyanyi telah berbaring tak berdaya di tempat tidurnya, seseorang yang selalu merawat dan menghiburnya di saat-saat terakhir tak lain adalah Pierre sendiri.


Jumat, 16 Maret 2012

Momen Spesial

  
Momen Spesial dalam Bisnis Yang Menyentuh Hati Dengan Perasaan Kasih Sayang.
 
 
Suatu hari seorang pria tua berpakaian sederhana memasuki sebuah showroom otomotif. Salah seorang tenaga penjual bernama John berdiri dan menghampirinya, “Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?”
Laki-laki tua itu menjawab bahwa dia membutuhkan mobil seken yang kecil, sebuah mobil yang sederhana karena dia hanya memiliki anggaran yang terbatas.
  
John membawa orang tua tersebut ke garasi yang terletak di belakang showroom, di sana semua mobil seken dan berukuran kecil dipajang. Mobil-mobil tersebut mungkin sesuai dengan budget pria tua tadi. Pada saat berkeliling untuk memilih mobil yang cocok, orang tua tadi menjelaskan kepada John mengapa dia ingin membeli mobil.
  
“Sebenarnya mobil yang akan saya beli adalah untuk istri saya. Selama 30 tahun lebih istri saya ingin punya mobil kecil. Mobil yang bisa dikendarai ke supermarket dan ke rumah teman-temannya. Tapi, saat itu adalah masa-masa sulit dan saya tidak mampu beli mobil. Seiring waktu berlalu, istri saya berhenti meminta mobil,” cerita pria tua itu.
  
“Minggu lalu ia jatuh sakit. Dokter mengatakan istri saya menderita kanker dan umurnya tinggal beberapa bulan lagi. Jadi, saya memutuskan untuk menggunakan tabungan saya untuk membelikannya mobil, supaya ia setidaknya bisa menikmati beberapa bulan sisa hidupnya mengendarai mobilnya sendiri, sebelum dipanggil menghadap Tuhan,” imbuhnya lagi.
  
Hati John tersentuh mendengar kisah tersebut. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa suatu hari, ia juga akan menjadi suami yang baik sampai akhir hayat hidupnya. Setelah beberapa lama berkeliling, pria tua itu akhirnya menjatuhkan pilihannya pada sebuah mobil kecil berwarna hijau gelap. “Istri saya bakal menyukai mobil ini. Kecil, mudah dikendalikan, memiliki semua fitur yang ia inginkan dan ini adalah warna favoritnya!” 
  
Lalu dia berkata pada John bahwa dia akan memberikan kejutan pada istrinya. “Saya akan mengajak istri saya ke sini besok dan berpura-pura melihat-lihat mobil. Kalau Anda melihat saya besok, berpura-puralah seakan kita belum pernah bertemu sebelumnya, dan layani saya persis seperti Anda pertama kali melayani saya. Lalu, saya akan memberikan kejutan pada istri saya dengan mengatakan bahwa saya sudah membelikan mobil untuknya, oke?” 
 
John berkata, “Oke, akan saya ikuti rencana Anda. Terima kasih, Pak Brown, saya nantikan kunjungan Anda beserta istri besok.” Setelah orang tua itu pergi, John menceritakan kejadian ini pada rekan-rekan kerja yang lain. Mereka juga tersentuh. 
 
Pada hari berikutnya, seperti yang sudah direncanakan, pria tua itu datang bersama istrinya. Sesudah mereka masuk bergandengan tangan ke dalam showroom, John memberi salam dengan gembira kepada mereka dan berpura-pura belum mengenal laki-laki tua itu. Tetapi, sewaktu istrinya sedang tidak melihat, John mengedipkan matanya padanya seakan berkata, “Semuanya beres.” Pria itu tersenyum. 
 
Laki-laki tua itu berpura-pura menjelaskan kepada John bahwa mereka ke showroom ini untuk melihat-lihat dan ia menjelaskan tipe mobil yang mereka inginkan. Sang istri berkata pada John, “Saya tidak mengerti mengapa suami saya tiba-tiba mengajak saya ke sini. Kami tidak punya rencana untuk beli mobil. Kami bahkan tidak mampu membayarnya!” 
 
John mengantar pasangan tersebut ke garasi di belakang showroom. Sewaktu mereka melihat-lihat, pria tua itu mencari mobil hijau gelap yang sudah ia pesan dan bayar kemarin. Tapi, mobil itu sudah tidak ada di sana! Ia bertanya pada John, “Apakah hanya ini mobil-mobil yang Anda miliki? Apakah tidak ada yang lain lagi?” 
 
“Tidak ada lagi, Pak. Ini semua yang kami miliki, mobil-mobil inilah yang sesuai dengan budget bapak.”
“Apakah BENAR-BENAR hanya ini semua mobil yang Anda miliki? Tidak ada lagi?” tanyanya lagi.
“Tidak ada pak. Hanya ini semua yang kami miliki. Tidak ada lagi,” jawab John. 
 
Orang tua itu mulai panik. Ia berkata pada dirinya sendiri, “Saya telah membayar penuh untuk mobil itu. Tapi, sudah tidak di sini dan John mengatakan hanya ini yang ia miliki! Jadi, di mana mobil saya dan apa yang terjadi dengan uang yang sudah saya bayarkan padanya?” Lebih parah lagi, ia tidak bisa bertanya langsung pada John, “Dimana mobil saya?” Orang tua itu benar-benar khawatir. 
 
Setelah beberapa lama berjalan ke sana ke mari, John menyarankan mereka kembali ke dalam showroom untuk berteduh dan minum karena udara di garasi mulai panas dan tampaknya tidak ada mobil yang cocok dengan keinginan mereka. Pria tua itu menjawab, “Tidak, saya ingin berkeliling lagi.”
Istrinya berkata, “Tidak apa-apa sayang, mereka tampaknya tidak memiliki mobil yang kita cari. Mari kita ke dalam, saya lelah.” 
 
Dengan lesu, si orang tua mengikuti John dan istrinya kembali ke showroom. Ia khawatir, bingung, dan marah dalam waktu yang bersamaan, tetapi tidak bisa menunjukkannya! Sewaktu mereka duduk sambil menikmati minuman di showroom, sang istri bercakap-cakap dengan gembira pada John, tapi si orang tua itu sedang tidak ingin untuk bercakap-cakap. Ia terlalu bingung dan tengah berpikir tentang apa yang harus ia lakukan selanjutnya. 
 
Tiba-tiba istrinya berseru, “Itu mobil yang sangat bagus!” Si orang tua menoleh ke arah istrinya menunjuk. Di sana ada sebuah mobil kecil berwarna hijau gelap seperti yang sudah ia pilih sehari sebelumnya, bedanya mobil ini masih baru. Bahkan, mobil tersebut diletakkan di podium berputar dan diberikan pita besar. “Ini tidak mungkin mobil yang sudah saya beli! Mobil yang saya beli itu mobil bekas, berdebu, dan ada di garasi belakang. Sedangkan ini mobil baru,” katanya dalam hati. 
  
“Ini terlalu mahal sayang, ini mobil baru,” dia mengingatkan istrinya.
“Tidak apa-apa. Masuk saja ke dalamnya, duduk dan rasakan,” kata John.
Sang istri tampak ragu-ragu. “Mari silakan.” John menuntun tangan istri pria tua itu menuju podium, lalu membukakan pintu mobil untuknya. 
 
Sang istri masuk ke dalam mobil, duduk dengan nyaman dan mengangkat tangannya untuk memegang kemudi. Kemudian ia berteriak, melompat keluar dari mobil, dan berlari ke arah suaminya untuk memberinya pelukan hangat. “Terima kasih, terima kasih banyak, sayang! Ini benar-benar kejutan yang menyenangkan!” 
 
Pria tua itu kaget dan bingung. Apa yang sedang terjadi?
 
Lalu, istrinya mengambil kartu besar dari kemudi mobil. Di kartu itu tertulis:
“SELAMAT, Nyonya Brown,
Anda adalah pemilik khusus mobil cantik ini!
SELAMAT
Terutama karena Anda memiliki seorang suami yang
SUNGGUH-SUNGGUH SANGAT MENCINTAI ANDA! 
 
John dan seluruh tim penjual amat tersentuh oleh kisah pria tua itu sehingga mereka sepakat melakukan pekerjaan ekstra untuk memberikan kejutan kepada pasangan yang saling mencintai ini. Mereka semua kerja lembur malam itu untuk mencuci mobil tersebut, memoles catnya, mengikatkan pita besar, dan membuat kartu ucapan “SELAMAT” yang besar. 
 
Istri pria tua itu melompat-lompat gembira. Pria tersebut tersenyum lebar.
Tidak hanya itu, sewaktu pasangan tersebut mengendarai mobil kecil yang sudah mengilap tadi keluar dari showroom, setiap staf berbaris di pintu depan showroom untuk memberikan tepuk tangan meriah dan hangat... tepuk tangan yang berasal dari hati. Pasangan bahagia itu dengan bangga melambaikan tangan kepada para staf sambil mengemudikan mobil keluar meninggalkan showroom
 
Ada beberapa wajah yang berlinang air mata di antara para staf yang berbaris pada pagi itu, tetapi di bibir mereka tersungging senyuman. 
 
Temanku, inilah arti sesungguhnya dari “MENGGEMBIRAKAN HATI PELANGGAN ANDA”. 
  
Jelas sekali, Anda tidak mungkin melakukan hal ini setiap hari. Tetapi, kalau Anda bisa melakukan sesuatu seperti ini kepada pelanggan Anda sekali seminggu saja, hal ini tentu akan sangat meningkatkan citra perusahaan, dan juga akan meningkatkan semangat setiap staf di perusahaan. Pekerjaan menjadi lebih punya arti. 
 
Perasaan senang karena bisa memberi ini tidak bisa dibeli dengan uang. Benar-benar momen spesial dalam bisnis dan pekerjaan... 
  
 

Selasa, 14 Februari 2012

Gadis Kecil Penjual Mawar

Dokter Martin sudah sangat letih, untung saja bu Nilam dan bayinya bisa selamat. Perdarahan seakan telah mengajaknya berlomba waktu dengan Sang malaikat.

Pagi ini sambil menikmati segelas kopi, ia membereskan berkas - berkas rekam medis bu Nilam.

"Selamat pagi dokter, ada resep obat yang habis tadi malam, mau minta resepnya untuk ibu Nilam" kata suster Reni.

Diambilnya kertas resep itu dan menulis beberapa nama obat yang diminta suster Reni.

Di ruang perawatan Reni tidak menjumpai satupun keluarga bu Nilam.
Hanya ada Kiki anak bu Nilam.

"Ayahmu dimana Kiki?" tanya suster Reni

" Masih jualan buah di pasar, sore ayah baru bisa datang" jawab Kiki.

"Ini ada resep nanti ayahmu suruh beli ya dik" kata suster Reni.

Kiki mengenggam kertas resep itu. Diliriknya ibu yang terbaring di tempat tidur. Ibu sangat letih setelah berjuang melahirkan adiknya.
Dalam hati Kiki berpikir seandainya saja ia bisa membantu ayah mencari uang, pasti ibu segera sembuh dan tidak terlambat menebus obat.
Dikecupnya pipi ibunya. Sambil berbisik.

" Ibu Kiki pulang sebentar ya, mau sekolah"

Kiki melangkahkan kaki ke luar rumah sakit. Setengah berlari ia menuju ke rumah. Sambil menuju rumah ia membayangkan idenya. Aku sudah menyimpan banyak bunga mawar hias buatanku. Hari ini hari kasih sayang. Aku akan jual mawar - mawar itu di pinggir jalan pasti laku.

Dengan keranjang bambu Kiki membawa mawar - mawar itu. Ada lima puluh tangkai mawar, kiki akan menjualnya seribu satu tangkai.

" Mawar - mawar,. Kak beli mawar ya untuk Valentine?" Kiki menawarkan mawar
itu pada setiap pejalan kaki yang berlalu lalang. Sudah terjual 10 tangkai mawar. Lumayan. Ia membayangkan dengan hasil menjual limapuluh tangkai mawar bisa membantu menebus obat ibunya.

Kiki lalu menuju perempatan jalan. Ia berusaha menyeberang. Pada saat yang sama sebuah mobil sedan biru melaju dan hampir saja menabraknya.
Beruntung pengendara sedan itu dengan sigap mengerem. Kiki kaget dan keranjangnya terlempar ke tengah jalan, semua mawar - mawarnya berhamburan. Ia hanya tertegun dan matanya berkaca- kaca memandang mawar - mawarnya.
Akhirnya mawar - mawar itu terlindas sepeda motor yang lewat. Kiki menangis sesenggukan di tepi jalan,menangisi mawar- mawarnya yang hancur berhamburan.

Mobil sedan biru itu merapat ke tepi trotoar, pintunya terbuka.

"Maaf ya nak, relakan saja mawarmu. Hampir saja kamu celaka" kata bapak itu.

Sejenak mereka berpandangan.

" Lho ini Dokter Martin kan? Dokter yang tadi malam merawat ibu saya?" tanya Kiki.

" Iya , saya dokter Martin, kamu putrinya bu Nilam ya, mengapa kamu tidak sekolah? Untuk apa mawar- mawar itu?"

"Saya hari ini bolos dokter, bantu ayah mencari uang. Saya menjual mawar - mawar ini untuk menebus resep obat ibu. Hari ini hari Valentine day, pasti mawar saya laku. Saya ingin ibu segera sembuh dan membawa adikku pulang" Jawab Kiki lirih.

"Sudah , ayo naik ke mobil saya, semua mawarmu yang rusak terlindas kendaraan saya beli. Sekarang mari kita ke apotik untuk menebus resep obat ibumu" kata dokter Martin.

Dadanya sesak, ia sangat terharu dengan cinta Kiki pada ibunya.
Seandainya boleh bertukar tempat ia ingin menjadi Kiki untuk ibunya.
Hati yang penuh bakti dan sayang pada ibunya. Kiki gadis kecil penjual mawar telah mengajarkan arti kasih dan cinta yang sesungguhnya pagi ini.

Dokter Martin menggenggam tangan mungil Kiki, diberinya amplop uang.

"Selamat hari Valentine Kiki, ini hadiah Tuhan untukmu agar bisa menebus resep ibu Nilam. Semoga ibumu segera sembuh ya. Mawar hatimu sudah mengajarkan saya sebuah ketulusan untuk berbagi kasih di hari yang indah ini, terimakasih Kiki"

"Selamat Hari KASIH SAYANG 14 Februari 2012 untuk semua sahabat & Pasutri"

Sumber: NN

Jumat, 10 Februari 2012

Senyuman John

Cerita cinta John & Jessica 

John dan Jessica telah berumah tangga selama 7 tahun..Mereka saling mencintai, namun Jessica sejak awal menutupi semua perasaan cintanya terhadap John..Ia begitu takut apabila John mengetahui betapa ia mencintai pria itu, John lantas meninggalkannya sebagaimana kekasih kekasihnya selama ini.. Tapi tidak bagi John.. Ia selalu menyatakan perasaan cintanya kepada Jessica dengan tulus dan begitu terbuka. Setiap saat ketika bersama Jessica, John selalu menunjukkan cintanya yang besar, seolah olah itulah saat terakhir John bersama Jessica..

Jessica selalu bersikap tidak menyenangkan terhadap John..Setiap saat dia selalu mencoba menguji seberapa besar cinta John terhadapnya. Jessica selalu mencoba melakukan hal hal yang keterlaluan dan diluar batas kepada John. Meski Jessica tahu betapa hal itu sungguh salah, namun melihat sikap John yang tetap berlaku baik padanya, membuat Jessica tetap bertahan untuk melihat seberapa besar kesungguhan cinta pria yang dinikahinya itu..

Tahun pertama pernikahan mereka….

Jessica bangun siang..Dia tidak sempat menyiapkan sarapan untuk John ketika John hendak berangkat kerja..Namun John tetap tersenyum dan mengatakan, “Tidak apa apa..Nanti aku bisa sarapan di kantor..”
Saat John pulang dari kantor, Jessica tidak sengaja memasak makanan yang tidak disukai John..Meski menyadari hal itu, Jessica tetap memaksakan agar suaminya mau makan makanan itu..John tetap tersenyum dan berkata, “ Wah sepertinya sudah saatnya aku belajar menghadapi tantangan..Masakanmu sepertinya tantangan yang hebat, sayang. Aku sudah tidak sabar untuk menyantapnya. .”..Jessica terkejut, tapi tidak mengatakan apa apa..

Tetapi Malaikat tahu betapa malam malam saat Jessica terlelap John memanjatkan doa,

” Tuhan....Di pagi pertama pernikahan kami Jessica tidak membuatkanku sarapan.. Padahal aku begitu ingin bercakap cakap di meja makan bersamanya sambil membicarakan betapa indah hari ini, di hari pertama kami menjalani kehidupan baru sebagai suami istri. Tapi tidak apa apa, Tuhan..Karena sepertinya Jessica kelelahan setelah resepsi pernikahan kami tadi malam..Bantulah kekasih hatiku ini, Tuhan agar dia boleh punya tenaga yang cukup untuk menghadapi hari baru bersamaku besok..Tuhan, Engkau tau betapa aku tidak bisa makan spaghetti karena pencernaanku yang tidak begitu baik.. Tapi sepertinya Jessica sudah bekerja keras untuk masak makanan itu..Mampukan aku untuk menghargai setiap apa yang dilakukan istriku kepadaku, Tuhan..Jangan biarkan aku menyakiti perasaannya meski itu tidak mengenakkan bagiku….”

Tahun kedua pernikahan mereka….

John membangunkan Jessica pagi pagi untuk berdoa bersama..Namun Jessica menolak dan lebih memilih melanjutkan tidurnya..John tersenyum dan akhirnya berdoa seorang diri..
Sore hari sepulang kantor, John mengajak Jessica berjalan jalan ke taman..Meski terpaksa, Jessica akhirnya mau juga ke tempat dimana dulu perasaannya begitu berbunga bunga saat bersama John..Tetapi Jessica menolak rangkulan John, dan berkata, “Jangan, John..Aku malu..”..John tersenyum dan berkata, “Ya, aku mengerti..” Jessica melihat kekecewaan dimata John, namun tidak melakukan apapun untuk menghilangkan kekecewaan itu..

Tetapi Malaikat tahu betapa malam malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..”
Tuhan..Ampuni aku yang tidak bisa membawa istriku untuk lebih dekat padaMU pagi hari ini..Mungkin tidurnya kurang karena pikirannya yang sedang berat..Tapi aku yakin Tuhan, besok Jessica mau bersama sama denganku bercakap cakap kepadaMu..Tuhan, Engkau juga tahu kesedihanku saat Jessica menolak kurangkul ketika ke taman hari ini..Tapi tidak apa apa..Dia sedang datang bulan, mungkin karena itu perasaannya juga jadi lebih sensitive..Mampukan aku untuk melihat suasana hati istriku, Tuhan…”

Tahun ketiga pernikahan mereka….

Mereka kini mempunyai seorang putera bernama Mark..Jessica  tidak pernah lagi meneruskan kebiasaannya membaca bersama John sebelum tidur.. Jessica semakin sering menolak ciuman John..
Jessica memarahi John habis habisan sore itu ketika John lupa mencuci tangan saat akan menggendong Mark ketika John pulang kerja..Jessica tahu betapa hal itu membuat John terpukul..Namun idealismenya  mendidik Mark membuat Jessica mengabaikan perasaan John.. Dan John tetap tersenyum..

Tetapi Malaikat tahu betapa malam malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..”Tuhan, Engkau tahu betapa sedih hatiku saat ini..Semenjak kelahiran Mark, aku kehilangan begitu banyak waktu bersama Jessica..Aku merindukan saat saat kami membaca bersama sebelum tidur dan menciuminya sebelum ia tertidur..Tapi tidak apa apa..Dia begitu cape mengurusi Mark seharian saat aku bekerja di kantor.. Hanya saja, biarkanlah dia  terus tertidur dalam pelukanku,
Tuhan....Karena aku begitu mencintainya. .Sore tadi Jessica memarahiku karena aku lupa mencuci tangan saat menggendong Mark, Tuhan..Aku begitu kangen pada anakku sehingga teledor melakukan sebagaimana yang diminta istriku..Engkau tahu betapa aku terluka akan kata kata Jessica,
Tuhan..Tapi tidak apa apa..Jessica mungkin hanya kuatir terhadap kesehatan anak kami Mark apabila aku langsung menggendongnya. .Kesehatan Mark lebih penting daripada harga diriku…...”

Tahun keempat pernikahan mereka….

Jessica tidak ingat memasak makanan kesukaan John di hari ulang tahunnya.. Jessica terlalu sibuk belanja sehingga lupa bahwa John selalu minta dibuatkan Blackforest dengan taburan coklat dan ceri diatasnya setiap ulang tahunnya tiba..
Jessica juga lupa menyetrika kemeja John yang menyebabkan John terlambat ke kantor pagi itu karena John terpaksa menyetrika sendiri kemejanya..Jessica tau kesalahannya, namun tidak menganggap hal itu sebagai sesuatu hal yang penting..

Tetapi Malaikat tahu betapa malam malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya..”Tuhan, untuk kali pertama Jessica lupa membuatkan blackforest kesukaanku di hari ulang tahunku ini. Pada hal aku sangat menyukai kue buatannya itu… Menikmati kue blackforest buatannya membuatku bersyukur mempunyai istri yang pandai memasak sepertinya, dan merasakan cintanya padaku.. Namun tahun ini aku tidak mendapatinya. Tapi tidak apa apa..mungkin lebih banyak hal lain yang jauh lebih penting daripada sekedar blackforest itu.. Paling tidak, aku masih mendapatkan senyuman dan ciuman darinya hari ini..Ampuni aku, Tuhan apabila tadi pagi aku lupa tersenyum kepada Jessica..Aku terlalu sibuk menyetrika bajuku dan memikirkan pekerjaanku di kantor.. Jessica sepertinya lupa untuk melakukan hal itu, meski aku sudah meminta tolong padanya tadi malam..Jangan biarkan aku melampiaskan emosiku karena dampratan atasanku akibat keterlambatanku hari ini kepada Jessica, Tuhan. Jessica mungkin keliru menyetrika kemeja mana yang seharusnya kupakai hari ini.. Lagipula, sepatuku begitu mengkilap..Aku yakin Jessica sudah berusaha keras agar aku kelihatan menarik saat presentasiku tadi..Terima kasih untuk kebaikan istriku, Tuhan…”

Tahun kelima pernikahan mereka…

Jessica menampar dan menyalahkan John karena Mark sakit sepulang mereka berenang..John terlalu asyik bermain main dengan Mark sehingga tidak menyadari betapa Mark sangat sensitive terhadap dinginnya air kolam renang, yang mengakibatkan Mark harus dirawat dirumah sakit....
Jessica mengancam akan meninggalkan John apabila terjadi apa apa dengan Mark.. Jessica melihat genangan air mata di mata John, namun kekerasan hatinya lebih menguasainya ketimbang perasaan John…

Tetapi Malaikat tahu betapa saat itu John lantas menuju ke Kapel rumah sakit dan memanjatkan doanya sambil menangis..” Tuhan..tadi Jessica menamparku karena kelalaianku menjaga Mark sehingga dia sakit.. Belum pernah Jessica bersikap dan berkata sekasar itu padaku, Tuhan.. Tapi tidak apa apa.. Jessica benar benar kuatir terhadap anak kami sehingga ia bersikap demikian.. Tapi Tuhan, aku begitu terluka saat ia mengatakan akan meninggalkanku. Engkau tahu betapa ia adalah belahan jiwaku.. Jangan biarkan hal itu terjadi, Tuhan..Mungkin dia begitu dikuasai kekuatiran sehingga melampiaskannya padaku. Tidak apa apa, Tuhan.. Tidak apa apa.. Asal dia mendapat ketenangan, aku akan merasa bersyukur sekali..Dan sembuhkanlah putera kami, Mark agar dia boleh kembali dapat ceria dan bermain main bersama kami lagi, Tuhan..”

Tahun keenam pernikahan mereka….

Jessica semakin menjaga jarak dengan John setelah kehadiran Rebecca, puteri mereka..Jessica tidak pernah lagi menemani John makan malam karena menjaga puteri mereka yang baru berusia 5 bulan..
Jessica juga menjual kalung berlian pemberian John dan menggantinya dengan perhiasan lain yang lebih baru.. Ketika John mengetahui hal itu, Jessica tau John menahan amarahnya, namun Jessica berdalih, “John, itu hanya kalung berlian biasa.. Lagipula, aku bukan menjualnya, melainkan menukarnya dengam perhiasan yang lebih baru..”

Tetapi Malaikat tahu betapa malam malam setelah Jessica terlelap, John memanjatkan doanya.. ”Tuhan, aku begitu kesepian melewatkan makan malam sendirian tanpa Jessica bersamaku.. Aku begitu ingin terus bercerita dan tertawa bersamanya di meja makan.. Engkau tau, itulah penghiburanku untuk melepas kepenatanku setelah seharian bekerja di kantor.. Tapi tidak apa apa.. Rebecca lebih membutuhkan perhatiannya daripadaku.. Lagi pula, Mark kadang kadang mau menemaniku.. Hanya saja, jangan biarkan aku memendam sakit hati kepada Jessica karena menjual kalung pemberianku. Engkau tau begitu lama aku menabung dan bekerja ekstra demi menghadiahinya kalung itu, hanya untuk membuktikan terima kasihku padanya atas kesetiaan dan pengabdiannya sebagai istriku dan ibu dari anak anakku. Ampuni aku apabila tadi aku sempat berpikir untuk marah padanya..”

Tahun ketujuh pernikahan mereka….

Jessica sama sekali tidak mengindahkan kebiasaannya membelai kepala John dan mencium kening suaminya sebelum John berangkat kantor..Padahal Jessica tau, selama ini apabila dia lupa melakukannya, John selalu kembali kerumah siang hari demi mendapatkan belaian dan ciuman Jessica untuknya..Karena John tidak akan pernah tenang bekerja apabila hal itu belum dilakukan Jessica padanya.. Jessica tidak mengucapkan I LOVE YOU untuk kali pertama dalam 7 tahun pernikahan mereka..

Dan di tahun ketujuh itu pula, John mengalami kecelakaan saat akan berangkat ke kantor.. Ia mengalami pendarahan yang hebat, yang membuatnya terbaring tidak sadarkan diri di ranjang rumah sakit..
Jessica begitu terguncang dan terpukul..Ia begitu takut kehilangan John, suami yang dicintainya. Yang selalu ada kapan saja dia butuhkan.. Yang selalu dengan tersenyum menampung semua emosi dan kemarahannya. Yang tak pernah berhenti mengatakan betapa John mencintainya. Tak sedikitpun Jessica beranjak dari sisi tempat tidur John.. Tangannya menggenggam erat jemari suaminya yang terbaring lemah tak sadarkan diri.. Bibirnya terus mengucapkan I LOVE YOU, karena ia ingat kalau ia belum mengatakan kalimat itu hari ini..

Karena begitu sedih dan lelah menunggui John, Jessica tertidur.. Dalam tidurnya, malaikat yang selama ini mendengar doa doa John pada Tuhan membawa Jessica melihat setiap malam yang John lewatkan untuk mendoakan Jessica.. Ia menangis sedih melihat ketulusan dan rasa cinta yang besar dari John padanya.. Tak sedikitpun John menyalahkannya atas semua sikapnya yang tidak mempedulikan perasaan dan harga diri John selama ini..Alih alih demikian, John malahan menyalahkan dirinya sendiri.. Jessica menangis menahan perasaannya. 
 
Dan untuk kali pertama dalam hidupnya, Jessica berdoa,
“Tuhan, ampuni aku yang selama ini menyia nyiakan rasa cinta suamiku terhadapku.. Ampuni aku yang tidak memahami perasaan dan harga dirinya selama ini.. Beri aku kesempatan untuk menunjukkan cintaku pada suamiku, Tuhan..beri aku kesempatan untuk meminta maaf dan melayaninya sebagai suami yang kucintai..”

Dan ketika Jessica terbangun, Ia melihat pancaran kasih suaminya menatapnya..” Kamu keliatan begitu lelah, sayang.. Maafkan aku yang tidak berhati hati menyetir sehingga keadaannya mesti jadi begini dan membuatmu kuatir.. Aku tidak konsentrasi saat menyetir karena memikirkan bahwa kau lupa mengatakan I LOVE YOU padaku..” Belum selesai John berbicara, Jessica lantas menangis keras dan menghambur ke pelukan suaminya..

“Maafkan aku, John.. Maafkan aku..I LOVE YOU.. I really Love you.. Kaulah matahariku, John.. Aku tidak bisa bertahan tanpamu.. Aku berjanji tidak akan pernah lupa lagi mengatakan betapa aku mencintaimu. Aku berjanji tidak akan pernah mengabaikan perasaan dan harga dirimu lagi.. I LOVE YOU, John.. I LOVE YOU…”

Berapa banyak diantara kita yang menjadi seperti Jessica? Yang mengabaikan perasaan kekasih hati kita demi kepentingan diri kita sendiri? Jangan sampai terjadi sesuatu ya. Memang berat untuk kita lalui demi menyadari betapa berharganya orang-orang yang mengasihi kita..
Lebih dari itu, cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa seperti John, yang mengabaikan kepentingan dirinya dan perasaannya demi menjaga dan menunjukkan cintanya kepada pasangannya. Yang menjadikan pasangan hidup kita sebagai subjek untuk dikasihi dan dilayani, bukan sebaliknya.. Semoga memberi makna untuk kita semua..

Love is so beautiful
Sumber: NN
 

Rabu, 08 Februari 2012

Bukan nomer 1 tetapi menjadi yg terbaik

Ranking 23 : "Aku ingin menjadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan"

Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya. Sebagai orangtua, kami merasa nama panggilan ini kurang enak didengar,namun anak kami ternyata menerimanya dengan senang hati.

Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannya atau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji "Superman cilik" di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja.
Anak keluarga orang, bukan saja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkan anak nomor 23 di keluarga kami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan.

Dari itu, setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar.
Kemudian ketika dia membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati pilu kepada anak kami: Anakku, kenapa kamu tidak terlahir seba-gai anak dengan kepandaian luar biasa? Anak kami menjawab: Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengan kepandaian luar biasa. Suamiku menjadi tidak bisa berkata apa-apa lagi, saya tanpa tertahankan tertawa sendiri.

Pada pertengahan musim gugur, semua sanak keluarga berkumpul bersama untuk merayakannya, sehingga memenuhi satu ruangan besar di restoran.
Topik pembicaraan semua orang perlahan-lahan mulai beralih kepada anak masing-masing. Dalam kemeriahan suasana, anak-anak ditanyakan apakah cita-cita mereka di masa mendatang? Ada yang menja-wab akan menjadi pemain piano, bintang film atau politikus, tiada seorang pun yang terlihat takut mengutarakannya di depan orang banyak, bahkan anak perempuan berusia 4½ tahun juga menyatakan kelak akan menjadi seorang pembawa acara di televisi, semua orang bertepuk tangan mendengarnya.

Anak perempuan kami yang berusia 15 tahun terlihat sibuk sekali sedang membantu anak-anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya kelak. Di bawah desakan orang banyak, akhirnya dia menjawab dengan sungguh-sungguh:

Kelak ketika aku dewasa, cita-cita pertamaku adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menari dan bermain-main. Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan akan cita-cita keduanya. Dia menjawab dengan besar hati: Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang-bintang. Semua sanak keluarga tertegun dibuatnya, saling pandang tanpa tahu akan berkata apa lagi. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.

Sepulangnya kami ke rumah, suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuan kami kelak menjadi guru TK? Apakah kami tetap akan membiarkannya menjadi murid kualitas menengah?
Sebetulnya, kami juga telah berusaha banyak. Demi meningkatkan nilai sekolahnya, kami pernah mencarikan guru les pribadi dan mendaftarkannya di tempat bimbingan belajar, juga membelikan berbagai materi belajar untuknya.

Anak kami juga sangat penurut, dia tidak membaca komik lagi,tidak ikut kelas origami lagi, tidur bermalas-malasan di akhir minggu juga tidak dilakukan lagi. Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajaran dan buku latihan dikerjakan tanpa henti. Namun biar bagaimana pun dia tetap seorang anak-anak, tubuhnya tidak bisa bertahan lagi dan terserang flu berat.Biar sedang diinfus dan terbaring di ranjang, dia tetap bersikeras mengerjakan tugas pela-jaran, akhirnya dia terserang radang paru-paru. Setelah sembuh, wajahnya terlihat kurus banyak. Akan tetapi ternyata hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja nomor 23.

Kemudian, kami juga mencoba untuk memberikan penambah gizi dan rangsangan hadiah, setelah berulang-ulang menjalaninya, ternyata wajah anak perempuanku semakin pucat saja. Apalagi, setiap kali akan ujian, dia mulai tidak bisa makan dan tidak bisa tidur, terus mencucurkan keringat dingin, terakhir hasil ujiannya malah menjadi nomor 33 yang mengejutkan kami. Aku dan suamiku secara diam-diam melepaskan aksi menarik bibit ke atas demi membantunya tumbuh ini.
Dia kembali pada jam belajar dan istirahatnya yang normal, kami mengembalikan haknya untuk membaca komik, mengijinkannya untuk berlangganan majalah "Humor anak-anak" dan sejenisnya, sehingga rumah kami menjadi tenteram kembali. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak mengerti akan nilai sekolahnya.

Pada akhir minggu, teman-teman sekerja pergi rekreasi bersama. Semua orang mempersiapkan lauk terbaik dari masing-masing, dengan membawa serta suami dan anak untuk piknik. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa dan guyonan, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan karya seni pendek.
Anak kami tiada keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan gembira.
Dia sering kali lari ke belakang untuk menjaga bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat agak miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap jus sayuran yang bocor ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.

Ketika makan terjadi satu kejadian di luar dugaan. Ada dua orang anak lelaki, satunya adalah bakat matematika, satunya lagi adalah ahli bahasa Inggris. Kedua anak ini secara bersamaan menjepit sebuah kue beras ketan di atas piring, tiada seorang pun yang mau melepaskannya, juga tidak mau membaginya. Walau banyak makanan enak terus dihidangkan, mereka sama sekali tidak mau peduli.
Orang dewa-sa terus membujuk mereka, namun tidak ada hasilnya. Terakhir anak kami yang menyelesaikan masalah sulit ini dengan cara sederhana yaitu lempar koin untuk menentukan siapa yang menang.

Ketika pulang, jalanan macet dan anak-anak mulai terlihat gelisah. Anakku terus membuat guyonan dan membuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, dia meng-guntingkan banyak bentuk binatang kecil dari kotak bekas tempat makanan, membuat anak-anak ini terus memberi pujian. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas hewan shio masing-masing.

Ketika mendengar anak-anak terus berterima kasih, tanpa tertahankan pada wajah suamiku timbul senyum bangga.

Sehabis ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku.
Pertama-tama mendapatkan kabar kalau nilai sekolah anakku tetap kualitas menengah. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang hendak diberitahukannya, hal yang pertama kali ditemukannya selama 30 tahun mengajar.

Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu siapa teman sekelas yang paling kamu kagumi dan alasannya. Selain anakku, semua teman sekelasnya menuliskan nama anakku. Alasannya sangat banyak: antusias membantu orang, sangat memegang janji, tidak mudah marah, enak berteman, dan lain-lain, paling banyak ditulis adalah optimis dan humoris. Wali kelasnya mengatakan banyak usul agar dia dijadikan ketua kelas saja.

Dia memberi pujian: Anak anda ini, walau nilai sekolahnya biasa-biasa saja, namun kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu.

Saya berguyon pada anakku, kamu sudah mau jadi pahlawan. Anakku yang sedang merajut selendang leher terlebih menundukkan kepalanya dan berpikir sebentar, dia lalu menjawab dengan sungguh-sungguh: "Guru pernah mengatakan sebuah pepatah, ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan."

Dia pelan-pelan melanjutkan: "Ibu, aku tidak mau jadi Pahlawan aku mau jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan." Aku terkejut mendengarnya dan mengamatinya dengan seksama.

Dia tetap diam sambil merajut benang wolnya, benang warna merah muda dipilinnya bolak balik di jarum bambu, sepertinya waktu yang berjalan di tangannya mengeluarkan kuncup bunga. Dalam hatiku terasa hangat seketika. Pada ketika itu, hatiku tergugah oleh anak perempuan yang tidak ingin menjadi pahlawan ini. Di dunia ini ada berapa banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi pahlawan, namun akhirnya menjadi seorang biasa di dunia fana ini.  Jika berada dalam kondisi sehat, jika hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hati, mengapa anak-anak kita tidak boleh menjadi seorang biasa yang baik hati dan jujur.

Jika anakku besar nanti, dia pasti akan menjadi seorang isteri yang berbudi luhur, seorang ibu yang lemah lembut, bahkan menjadi seorang teman kerja yang suka membantu, tetangga yang ramah dan baik. Apalagi dia mendapatkan ranking 23 dari 50 orang murid di kelasnya, kenapa kami masih tidak merasa senang dan tidak merasa puas? Masih ingin dirinya lebih hebat dari orang lain dan lebih menonjol lagi? Lalu bagaimana dengan sisa 27 orang anak-anak di belakang anakku? Jika kami adalah orangtua mereka, bagaimana perasaan kami?

---------------------

Anakmu bukan milikmu.
Mereka putra putri sang Hidup yang rindu pada diri sendiri,?
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau,?
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu.?
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk pikiranmu,
Sebab mereka ada alam pikiran tersendiri.?
Patut kau berikan rumah untuk raganya,?
Tapi tidak untuk jiwanya,?
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi meski dalam mimpi.
 
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,?
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu?
Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,?
Pun tidak tenggelam di masa lampau.?
Kaulah busur, dan anak-anakmulah?Anak panah yang meluncur.?
Sang Pemanah Maha Tahu sasaran bidikan keabadian.?
Dia merentangmu dengan kekuasaan-Nya,?
Hingga anak panah itu melesat, jauh serta cepat.?
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan Sang Pemanah,?
Sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat?
Sebagaimana pula dikasihiNya busur yang mantap.

- Khalil Gibran -
  
 

Unconditional Love

 
Lima tahun usia pernikahanku dengan Ellen sungguh masa yang sulit. Semakin hari semakin tidak ada kecocokan diantara kami. Kami bertengkar karena hal-hal kecil. Karena Ellen lambat membukakan pagar saat aku pulang kantor. Karena meja sudut di ruang keluarga yang ia beli tanpa membicarakannya denganku, bagiku itu hanya membuang uang saja.

Hari ini, 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Kami bertengkar pagi ini karena Ellen kesiangan membangunkanku. Aku kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun padanya, kecupan di keningnya yang biasa kulakukan di hari ulang tahunnya tak mau kulakukan. Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungiku untuk memintaku segera pulang dan makan malam bersamanya, tentu saja permintaannya tidak kuhiraukan.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, aku merapikan meja kerjaku dan beranjak pulang. Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet, aku benar-benar dibuat kesal oleh keadaan. Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuatku semakin kesal! Akhirnya aku sampai juga di rumah pukul 12 malam, dua jam perjalanan kutempuh yang biasanya aku hanya membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai di rumah.

Kulihat Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat aku berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya. "Ia sungguh cantik" kataku dalam hati, "Wanita yang menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak duduk di bangku SMA yang kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik". Aku menghela nafas dan meninggalkannya pergi, aku ingat kalau aku sedang kesal sekali dengannya.

Aku langsung masuk ke kamar. Di meja rias istriku kulihat buku itu, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istriku. Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu. Sejak sebelum menikah, tak pernah ia ijinkan aku membukanya. Inilah saatnya! Aku tak mempedulikan Ellen, kuraih buku coklat itu dan kubuka halaman demi halaman secara acak.

14 Februari 1996,
Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku.
Hmm… aku tersenyum, Ellen yakin sekali kalau aku yang akan menjadi suaminya.

6 September 2001,
Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra.
Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati. Jantungku serasa mau berhenti...


23 Oktober 2001,
Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent, atas candle light dinner di hari ulang tahun seorang wanita dengan nama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui…

Jantungku benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat denganku disaat usia hubunganku dengan Ellen telah mencapai 5 tahun. Melly, yang karenanya aku hampir saja mau memutuskan hubunganku dengan Ellen karena kejenuhanku. Aku telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan, dan memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Aku sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubunganku dengan Melly.

4 Januari 2002,
Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu.

Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah mengatakan apapun atau menangis di hadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya. Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya. Nafasku sesak, tak mampu kubayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.

14 Februari 2002,
Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Berikan aku tanda untuk keputusan yang harus kuambil.

14 Februari 2003,
Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!

18 Juli 2005,
Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku.

7 April 2006,
Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur disore hari lagi kalau Vincent belum pulang walaupun aku lelah.

Aku mulai menangis, Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Jam itu adalah jam kesayanganku yang kupakai sampai hari ini, tak kusadari ia membelikannya dengan susah payah.

15 November 2007,
Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah Natal untuk Vincent.

Aku tak dapat lagi menahan tangisanku, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah Natal untukku. Ya, ia memang membelinya dimalam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.

Aku sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat. Aku berlari keluar kamar, kukecup kening Ellen dan ia terbangun…

"Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun…"

------------ --------- -------

Jika manusia bisa mencintai pasangannya tanpa syarat. Bayangkan, bagaimana besarnya cinta Tuhan kepada kita yang adalah ciptaanNya… anakNya… sahabatNya… saudaraNya… sehingga Ia memberikan AnakNya yang dikasihinya untuk mati di kayu salib bagi kita.
 
Sumber : NN
 

Rabu, 01 Februari 2012

Buku Harian Ayah

Ayah dan ibu telah menikah lebih 30 tahun, dan Michael sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar. Dalam hati Michael, perkawinan ayah dan ibu ini selalu menjadi teladan baginya. Michael juga selalu berusaha keras agar dia bisa menjadi pria dan suami yang baik seperti ayahnya. Namun, harapan tinggallah harapan, sementara penerapannya sangatlah sulit. Tidak lama setelah menikah, dia dan istrinya mulai sering bertengkar hanya karena hal-hal kecil dalam rumah tangga.
 
Malam minggu ketika pulang ke kampung halaman, MIchael tidak kuasa menahan diri hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ayah mendengarkan segala keluhan Michael. Setelah itu beliau berdiri dan masuk ke rumah. Tak lama kemudian, ayah mengusung keluar belasan buku catatan dan ditumpuknya begitu saja di hadapan Michael. Sebagian besar halaman buku tersebut telah menguning, kelihatannya buku-buku tersebut telah disimpan selama puluhan tahun.

Ayah Michael tidak banyak mengenyam pendidikan, apa bisa beliau menulis buku harian? Dengan penuh rasa ingin tahu dia mengambil salah satu buku itu. Tulisannya adalah tulisan tangan ayah, agak miring dan sangat aneh, ada yang sangat jelas, ada juga yang semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembus bebertapa halaman kertas. Michael segera tertarik dengan hal tersebut. Mulailah Michael baca halaman demi halaman buku itu dengan seksama.

Semuanya merupakan catatan hal-hal sepele, “Suhu udara mulai berubah menjadi dingin, ia sudah mulai merajut baju wol untukku. Anak-anak terlalu berisik, untung ada dia.” Sedikit demi sedikit tercatat. Semua itu adalah catatan berbagai macam kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, cinta ibu kepada anak-anak dan keluarga. Dalam sekejap Michael sudah membaca habis beberapa buku. Arus hangat mengalir dalam hatinya. Matanya berlinang air mata. Michael mengangkat kepala, dengan penuh rasa haru dia berkata pada ayah, “Ayah, saya sangat mengagumi ayah dan ibu.” Ayah menggelengkan kepalanya dan berkata, “Tidak perlu kagum, kamu juga bisa.”

Ayah berkata lagi, “Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya, tidak mungkin sama sekali tidak terjadi pertengkaran dan benturan? Intinya adalah harus bisa belajar saling pengertian dan toleran. Setiap orang memiliki masa emosional. Ibumu terkadang kalau sedang kesal, juga suka mencari gara-gara, melampiaskan kemarahannya pada ayah, mengomel. Waktu itu ayah bersembunyi di depan rumah. Dalam buku catatan, ayah tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. Sering kali dalam hati ayah penuh dengan amarah waktu menulis kertasnya dan sampai sobek akibat tembus oleh pena. Tapi, ayah masih saja terus menulis satu demi satu kebaikannya.

Ayah renungkan bolak-balik dan akhirnya emosi itu tidak ada lagi, yang tinggal semuanya adalah kebaikan dari ibumu.” Dengan terpesona MIchael mendengarkannya. Lalu dia bertanya pada ayah, “Ayah, apakah ibu pernah melihat catatan ini?” Ayah hanya tertawa dan berkata, “Ibumu juga memiliki buku catatan. Buku catatannya berisi kebaikan diriku. Kadang kala malam hari, menjelang tidur, kami saling bertukar buku catatan, dan saling menertawakan pihak lain. Ha...ha...ha...” Saat memandang wajah ayah yang dipenuhi senyuman dan setumpuk buku catatan di atas meja, tiba-tiba saya sadar akan rahasia pernikahan, Cinta itu sebenarnya sangat sederhana, ingat dan catat kebaikan pasangan. Lupakan segala kesalahan dari pihak lain.

Inspirasi

Untuk Direnungkan :
Apakah anda berencana menikah? Hidup pernikahan tidak selalu indah. Andalah yang membuatnya indah.

Apakah anda sudah menikah? Mana yang lebih banyak anda lakukan, mencatat kebaikan pasangan atau keburukannya? Pilihlah kebaikan!


Untuk Dilakukan :
“Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib.”

Jika anda kesulitan untuk memuji orang lain, jangan-jangan anda pun jarang sekali mendapat pujian.

Lihatlah hal-hal positif atau kebaikan orang lain apa lagi pasangan kita! Karena dengan berbuat demikian maka, hubungan kita akan lebih langgeng, mengurangi prejudis, pikiran negatif yang dapat merusak hubungan dengan orang lain terlebih pasangan. Hidup ini hanya sekali kita jalani, buatlah itu indah karena bilamana keharmonisan terbentuk dalam rumah tangga! Maka itu kita akan bawah sampai ke dalam surga.

Mulailah sekarang memberikan pujian, kepada pasangan kita niscaya kelak kita akan tuai hasilnya yaitu menjadi pasangan yang harmonis didunia sampai keakhirat. Tumbuhkan rasa toleransi dan pupuklah selalu komunikasi yang baik dengan demikian dunia akan tersenyum melihat anda.

Memang susah dilakukan ... tapi setidaknya ... Cobalah ..

Minggu, 29 Januari 2012

Isteriku Maafkan Aku

Pernikahanku boleh dibilang sangat meriah, maklum aku mantan pria idola pada masa mudaku waktu itu. Tak heran jika banyak teman yang hadir. Banyak ucapan selamat datang silih berganti. Tak terhitung kado yang bertumpuk di kamar pengantin. Istriku? Dia sangat cantik, malah mirip artis terkenal. Ya donk aku kan ganteng wajarlah jika memperoleh wanita secantik istriku.

Dua tahun terus berjalan. Hm..istriku kog belum hamil juga ya? Ada apa dengannya? Aku optimis bahwa aku baik-baik saja. Tidak ada masalah. Aku sudah membuktikannya ketika masa laluku yang kelam SMU dulu pernah menghamili mantan tiga pacarku, sssst yang ini rahasia! hanya kuceritakan untukmu. Bagaimanapun juga istriku tetap harus yakin bahwa akulah pria terbaik dalam hidupnya. Setia, tidak neko-neko. Minuman keras dan nyabu? ah tidak, ke lokalisasi kadang- kadang sih. Ah itu juga masa lalu kok. Tidak penting - penting amat dikenang. Yang jelas aku sekarang dah jadi suami yang setia. Minimal sejak dua tahun lalu.

Istriku tidak cuma cantik tapi juga seksi. Ia kukenal pertama waktu masih jadi penyanyi di salah satu kafe langgananku dulu. Bosan juga ya berduaan melulu dikamar ini, meskipun istriku cantik aku juga ingin ada bayi mungil dikamar ini. Hmm rasa kebapakanku kadang menyindir, menusuk hati mengingatkan kesalahanku masa lalu. Mungkinkah aku dihukum Tuhan ya, kemana anak - anakku yang tidak kuakui dulu? Periksa ke dokter? Aku duluan? Ah tidak perlu. Hamil urusan perempuan. Aku hanya bagian menanam benih, jika tidak jadi yang salah ya perempuan bukan aku. Apalagi kata mertuaku dia pernah operasi tumor rahim waktu SMU. Sekali lagi aku sangat percaya diri, survey membuktikan aku pernah menghamili tiga mantan pacarku. Ingat itu, aku baik - baik saja teman!

Kesimpulannya istriku yang kuminta periksa duluan, padahal kata dokternya mestinya aku periksa duluan. Istriku awalnya tampak ketakutan dan cemas. Kupeluk dan kucium, kuyakinkan tak akan mengubah cintaku apapun hasilnya. Benarkah? Aku cuma membatin sambil mencari jawabannya sendiri. Orangtuaku sudah ribuan kali menanyakan calon cucunya sampai telingaku sudah kebal. Mungkin orangtuaku juga mulai mencari jawabannya sendiri.

Hari itu aku ingat betul, wajah istriku pucat pasi saat keluar dari ruang dokter. Ada apa ini? Seperti tersengat listrik ribuan voltage saat ku dengar dokter mengatakan rahim istriku tidak memungkinkan untuk bisa hamil. Ada apa sebenarnya? Ternyata dia pernah mengalami kegagalan pengguguran kandungan dan perdarahan hebat hampir meninggal saat remaja, rahimnya infeksi berat dan menjadi mandul. Betapa teganya si cantik ini membohongiku selam bertahun - tahun, oh Tuhan mengapa jadi begini!

Aku nyaris gila, setiap hari aku mabuk- mabukan dan jarang pulang. Aku marah dengan istriku. Teganya dia bohong padaku. Tetapi pernikahan kami tak mungkin diceraikan. Aku hanya bisa membalas dengan menyakiti hatinya. Selingkuh sana, selingkuh sini. Dia tahu bahwa dia salah telah berbohong padaku. Maka dia juga tak pernah protes. Diam dan diam itu hukumanku untuknya, kami pisah ranjang, aku tidur di kamar lain kecuali bila ada mertuaku datang. Jujur aku sangat mencintainya tapi dibohongi membuatku sakit hati. Wajar kan kalau aku jadi semau gue seperti ini. Tiada hari tanpa minuman keras. Rumah tanggaku sudah seperti suasana padang pasir yang gersang dan panas.

Suatu hari aku terbaring pingsan di depan pintu karena mabuk berat. Istriku berusaha menarikku ke dalam rumah. Hari itu juga aku harus opname. Ternyata aku mengalami gangguan ginjal yang parah. Konsekuensinya aku harus cuci darah setiap hari. Seluruh harta kami perlahan habis terkuras, hingga kami tidak punya apa- apa lgi kecuali cincin pernikahan yang melekat di jari manis kami berdua. Istriku rela bekerja keras untuk menambah penghasilan dan biaya berobatku.

Aku memang sakit hati dengan istriku, tapi aku tak ingin cincin kawin ini terlepas dari jari manis kami berdua. Dalam ketidak berdayaanku, aku seolah terbangun dari mimpi panjang yang buruk. Benarkah aku pria paling suci sedunia, paling baik sedunia? Aku lupa bahwa aku juga punya masa lalu yang kelam. Hanya saja istriku tidak tahu. Istriku sudah berlutut seribu kali dihadapanku, tapi itu tidak juga menggoyahkan hatiku untuk mengampuninya, pria macam apa aku ini.
Umurku kini sudah memasuki 50 tahun. Tak lagi setampan dan uangpun tak punya, badanku sudah rapuh dan sakit- sakitan. Tetapi istriku tetap setia merawat aku, memandikan, menyuapi dan bekerja keras menebus resep dokter juga membiayai cuci darah setiap dua minggu.

Suatu malam, kupandangi wajah letih istriku yang tertidur dikursi samping tempat tidurku. Ah perlahan- lahan airmataku menetes, aku sudah lama tidak mencium keningnya, tidak memeluknya, aku tidak pernah lagi mengecup bibirnya, aku bahkan tidak pernah memperhatikan jika rambutnya kini telah berhias uban, aaachhh istriku.. ternyata aku telah menyia - nyiakan cintamu yang tulus dibalik kelemahanmu. Padahal aku tahu, dengan kecantikannmu bisa saja ia meninggalkan aku untuk berselingkuh dengan pria lain karena aku sering menyakiti hatinya dengan sengaja, tidak memberinya nafkah, bahkan tak pernah menyentuhnya lagi sudah bertahun tahun sejak keluar dari ruang praktek dokter itu.

Ya Allah maafkan hambamu ini, sudah berapa ribu batu kulemparkan padanya, ribuan kali aku merajamnya dengan kata- kata dan perlakuan kasarku, padahal aku tidak lebih suci dari dirinya..aku menangis sesenggukan. Aku berjuang untuk bangun dari pembaringan ingin memeluk tubuhnya yang kurus dan mengecup wajahnya yang tirus pucat itu. Namun tubuhku tak sanggup berdiri terlalu lama, aku tersungkur dipelukannya.

Bibirku hanya mampu berbisik "Istriku maafkan .. aku sangat mencintaimu". Istriku terkejut melihatku bangun dari tempat tidur dan berada didepannya, kami berpelukan tak ada satupun kata terucap dari bibirnya, larut dalam segumpal kebahagiaan yang masih tersisa di relung hati, hanya mata kami yang bicara. Ternyata cinta itu masih milik kita. Aku ingin cincin di jari manis kita tetap melingkar untuk selamanya.... selamanya....

Fiksi ini diangkat dan diolah dari kisah nyata.

Salam Fiksi semoga menginspirasi


Sumber: unkwown

Jumat, 13 Januari 2012

Nyanyian Kakak

 
Ada yang tahan tidak meneteskan air mata?

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen memberitahu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya.

Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu.

Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi.

Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus!

Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap.

Mami, … aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.

Mami, … aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta

Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.

Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU.

Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu; ini peraturan!

Anak kecil dilarang dibawa masuk! Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya!
Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.

Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring “… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …” Ajaib!

si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.

You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus

Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya … The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur … I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same … Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relaks dan damai … lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.

Hari berikutnya, si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapi ajaib, dan Karen maupun suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang  sungguh amat luar biasa! tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”. Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan. Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagiNYA bila IA menghendaki terjadi.

Note:
Kadang hal-hal yang menentukan, dalam diri orang lain …
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …
Hadir dari seseorang yang kita tidak pernah perhitungkan …

Sumber: Anonim

Kamis, 12 Januari 2012

Pohon Kristus

 
Oleh: Kafi Kurnia | 25 December 2011 | 12:31 WIB


Pernah sekali, saya bertanya kepada seorang suci, bahwa bagaimana mungkin ia memastikan Tuhan itu ada ? Ia menatap saya dalam-dalam lalu menjawab dalam suara yang tidak pernah saya lupakan hingga hari ini, “Ada saatnya nanti engkau akan merasakan kehadiran-Nya, bukan hanya sekali tetapi akan berkali-kali. Dan pada akhirnya engkau akan ber-Tuhan dengan semestinya”. Itulah sebabnya setiapa kali orang bertanya pada saya, apa agama saya, saya cuma tersenyum dan tidak pernah menjawab. Karena bagi saya lebih penting ber-Tuhan daripada beragama.
 
Bagi saya, awal mulanya kehadiran Tuhan hanya saya rasakan di tempat-tempat suci. Misalnya ketika saya mengunjungi Katedral Notre Dame di Paris, Mesjid Biru di Turki, atau Vihara Wong Tai Sin di Hongkong. Namun setelah semakin sering merasakan kehadiran-Nya, maka kehadiran Tuhan semakin saya rasakan dalam setiap kejadian setiap hari.
 
Seminggu sebelum Natal tahun ini, saya mendapat BBM dari arsitek beken Indonesia Sindhu Hadiprana. Ia sedang membangun sebuah gereja di Pejompongan, dan di depan altar akan ada patung Kristus yang diukir utuh dalam sebuah batang pohon jati tua, yang sudah berusia ratusan tahun.
Pemahatnya adalah artis beken Bali I Wayan Winten dari Ubud. Entah kenapa, saya seperti mendapat bisikan untuk melihat peristiwa langka ini.
 
Tanggal 24 Desember pagi saya buru-buru terbang dari Djogdjakarta ke Jakarta. Begitu turun pesawat saya langsung mengirim pesan pendek “OTW ke Pejompongan”. Lalu saya bergegas ke TKP. Konon gereja yang sedang dibangun ini, digagas oleh Romo Rochadi dari Djogdjakarta. Beliau di lahirkan di Bantul, dan merupakan salah satu Romo yang dipercaya memiliki kemampuan sangat unik. Misa penyembuhan beliau selalu ramai dikunjungi umat yang terutama menderita penyakit tertentu.
 
Mendekati tengah hari saya tiba di lokasi gereja yang sedang dibangun, dan baru akan selesai April 2012. Pak Sindhu Hadiprana memperkenalkan saya kepada Romo Rochadi dan I Wayan Winten. Mata saya langsung takjub melihat pemandangan beberapa pengukir sedang memasang sebuah patung Kristus setinggi 8 meter. Utuh dari sebuah pohon jati tua yang sudah berusia ratusan tahun. Bagi saya, patung Kristus ini bukan saja terlihat sangat megah, namun saya merasakan getar enerji-nya sebagai sebuah “sacred objects” atau relik suci.
 
Ketika saya bertanya pada I Wayan Winten tentang proses pembuatan patung ini, beliau sempat tertawa. Lalu memperlihatkan tangan-nya yang berdiri bulu kuduknya. Sebagai pematung, I Wayan Winten bercerita tentang hubungan spiritual antara sepotong kayu dengan dirinya sebagai pengukir dan pemahat. Ia mengatakan bahwa sebuah karya besar patung atau ukiran hanya akan terjadi apabila ada penyerahan total dari salah satu pihak. Artinya harus ada yang mengalah.
 
Terkadang sang pengukir atau pematung yang harus mengalah dan mengikuti garis kayu dan memanfaatkan pola yang sudah ada. Sebaliknya kadang sang kayu yang harus rela mengalah dan mengikuti kemauan sang pematung atau pengukir. Barulah bisa tercipta karya besar. Sebuah sentilan halus, bahwa kehidupan ini memerlukan kolaborasi dan team work. Bila semuanya angkuh, arogan dan tidak mau mengalah, maka titik temu yang hendak dicapai, tidak akan pernah ada.
 
Yang membuat I Wayan Winten, tersentuh dan terpesona dalam proses pembuatan patung ini, adalah proses yang kedua. Bahwa ia tidak menyangka diberikan kesempatan untuk didepan memimpin, dan seolah sang kayu mengalah total. Sebuah contoh filosofi yang seringkali diajarkan Kristus dan berbagai kisah kehidupan-nya. Selalu merendah dan mengalah. Dan ini membuat I Wayan Winten tersentuh secara spiritual.
 
I Wayan Winten, bercerita bawa proses pencarian kayu jati sendiri memakan waktu yang sangat lama. Ia berkeliling ke berbagai pusat jati di seluruh Jawa. Mencari berkali-kali dan hampir putus asa. Karena ia tidak menemukan apa yang dicarinya. Ketika hampir menyerah, ia akhirnya menemukan-nya justru di kota Solo, disebuah langganannya. Ia juga tidak percaya ketika harganya juga sedemikian murah. I Wayan Winten, merasakan bahwa dari proses pencarian saja, ia belajar bahwa seringkali kesempurnaan itu tidak pernah jauh. Kesempurnaan itu seringkali justru ada didepan mata kita.
 
Setelah menemukan kayu dengan ukuran yang diinginkan, I Wayan Winten kuatir kalau kayu jati itu rusak didalamnya dan terlalu banyak mata. Lalu ia mencoba “sampling” dengan cara di bor disalah satu sisinya. Ia terperanjat karena kayu jati itu utuh dan penuh. Rasa percaya diri I Wayan Winten kembali penuh 100%. Ia juga memutuskan untuk untuk memahat dan mengukir dalam posisi berdiri utuh 8 meter, untuk mendapatkan kesempurnaan proporsi antara kaki, badan dan kepala yang lebih nyata. Kini timbul masalah kedua. Bagaimana dengan ekspresi wajah Kristus ? Kebanyakan lukisan dan pahatan Kristus ketika disalib, dibuat ketika Kristus wafat. Hal ini digambarkan dengan kepala Kristus yang terkulai, dan mata tertutup. Saat Kristus wafat.
 
Karena dalam agama Kristen, sengsara dan penyaliban Kristus diperingati sebuah sebuah misteri yang unik. Arsitek Sindu Hadiprana, minta ijin dengan Romo Rochadi, penggambaran Kristus tidak pada saat Kristus wafat melainkan saat Kristus hampir wafat. Maka patung Kristus karya I Wayan Winten, mata Kristus tidak terpejamkan. Ketika saya diperlihatkan ekspresi Kristus itu, darah saya berdesir. Seolah saya melihat Kristus yang sengsara namun hidup. Inilah salah satu keunikan yang juga lain daripada biasanya.
 
I Wayan Winten, lalu membuat contoh kepala Kristus dengan kayu lain. Berhasil dengan baik. Dan Kristus terlihat sangat magis. Ketika Romo Rochadi berkunjung ke Ubud untuk menyaksikan pemahatan wajah Kristus yang sesungguhnya di kayu jati 8 meter, I Wayan Winten bercerita Ubud dilanda hujan besar dengan badai petir yang tidak mau berhenti. Persis sama dengan cerita di Alkitab, saat menjelang Kristus hampir wafat. I Wayan Winten tidak akan pernah lupa akan peristiwa itu. Ketika patung Kristus selesai, I Wayan Winten hatinya sangat kuatir. Karena takut transportasi dari Ubud ke Jakarta akan mengalami gangguan di perjalanan.
 
Percaya atau tidak semua perjalanan berjalan mulus. Patung Kristus itu akhirnya tiba hari Rabu di Jakarta. Dan dengan “crane” besar patung itu coba dipindahkan ke tempat instalasainya. Namun berbagai kesulitan terus menerus muncul. Patung Kristus itu baru berhasil berdiri dan dipasang, pada hari Jumat menjelang jam 3 sore hari. Sebuah peristiwa yang mengingatkan kita pada Jumat Agung, menjelang detik-detik terakhir wafatnya Kristus.
 
Sindu Hadiprana sendiri, sangat kagum dengan patung Kristus itu, karena ternyata pohon jati itu hampir tidak memiliki hati pohon. Itu sebabnya seluruh wajah Kristus hingga ke kakinya terukir dengan kayu yang sangat halus, dan nyaris tanpa urat sama sekali. Bilamana diperhatikan dari jauh mirip ukiran dan pahatan dari pualam. Sungguh menakjubkan.
 
Bagi kami berempat – Romo Rochadi, I Wayan Winten, Sindhu Hadiprana, dan saya, peristiwa tanggal 24 Desember 2011 punya arti luar biasa. Entah bagaimana caranya, kami bisa bertemu berempat sekaligus.
Barangkali bagi Romo Rochadi, inilah Pohon Kristus yang seutuhnya, seperti sabda Kristus : “Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah Kehidupan,…….” -Yohanes 14 ayat 6. Sebuah pohon yang bisa menjadi inspirasi kehidupan bagi banyak orang nantinya.
Bagi I Wayan Winten, sekali lagi ia mengalami “taksu” secara spiritual atas karyanya. Taksu sebuah filosofi Bali, secara sederhana berarti enerji yang menghantarkan kita pada sebuah kesaktian. Bukan enerji yang datang begitu saja, melainkan datang lewat ketekunan dan pengabdian sungguh-sungguh.
Sindu Hadiprana sendiri, berkomentar, “Sesuatu yang berawal dari Tuhan, bila diberdayakan tanpa pamrih, pasti akan menjadi berkat terbesar dan karya terbesar.” Sebagai seorang arsitek, Sindhu barangkali berada dibatas kebesaran itu.
Dan buat saya, Tuhan sekali lagi menampakkan dirinya dan menjamah saya. Secara sangat misterius.
 
Selamat Natal. Semoga kuasa Kristus menjamah anda di hari suci ini.